Pemberian Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan Penderita TBC di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja
Untuk mendukung keberhasilan program pengobatan tuberkulosis sangat dipengaruhi oleh pengetahuan penderita tentang pencegahan dan pengobatan tuberkulosis. Walaupun, beberapa usaha telah dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan penderita TB Paru melalui penyuluhan kesehatan kepada pengawas minum obat (PMO), pemberian panduan pengobatan TB, namun masih dijumpai penderita yang tidak patuh untuk mengikuti program terapi. Sehingga, diperlukan upaya inovatif lain melalui buku saku yang menarik untuk membantu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran diri penderita untuk sembuh dan sehat kembali.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Sokaraja II Kabupaten Banyumas melalui data survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2011 didapatkan data demografi pasien TBC sebanyak 18 orang dengan riwayat putus obat. Maka, penelitian ini akan melakukan pendekatan dengan pemberian buku saku TBC dan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah kepada penderita untuk meningkatkan pengetahuan tentang pengobatan TBC dan pencegahannya. Sehingga mereka akan patuh untuk minum obat, memiliki motivasi yang kuat untuk sembuh dan menekan resiko terjadi penularan pada anggota keluarga pada penderita TBC.
Melalui media promosi kesehatan pada hakekatnya merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada individu dan masyarakat. Media sebagai alat saluran kesehatan (channel) dapat berfungsi meningkatkan pengetahuan kesehatan. Untuk membantu meningkatkan pengetahuan kesehatan penderita tuberkulosis, maka diperlukan suatu media promosi yaitu buku saku TBC dan pemberian pendidikan kesehatan melalui ceramah. Sehingga, implikasi kegagalan proses pengobatan tak akan terjadi dan menekan terjadi resiko penularan.
Maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan penggunaan buku saku dengan pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan penderita tuberculosis.