Pengaruh Distraksi (Terapi Musik) terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien Fraktur Post Orif Di RSUD Semarang

Salah satu masalah keperawatan yang paling sering terjadi pada pasien fraktur post  Open Reduction Internal Fixation (ORIF) adalah nyeri. Mengurangi rasa nyeri dan tidak nyaman yang hebat merupakan intervensi keperawatan utama yang memerlukan ketrampilan, seni dan pengetahuan perawat, salah satunya adalah dengan tindakan distraksi. Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengaktifkan perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialami.Salah satu distraksi yang efektif adalah musik yang dapat menurunkan nyeri fisiologis, stres dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian pasien dari nyeri. Tujuan penelitian dalah untuk mengetahui skala nyeri pasien sebelum dan sedudah pemberian distraksi (terapi musik) dan untuk menganalisis pengaruh terapi msik terhadap penurunan skala intensitas nyeri. Penelitian dilakukan di Ruang Bedah RSUD Kota Semarang dan RSUD Tugurejo Semarang. Design yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan one group pre-post test. Sebanyak 45 orang responden pasca pemasangan ORIF berpartisipasi dalam penelitian ini yang dipilih secara purposive. Hasil penelitian menunjukan sebelum dilakukan distraksi (terapi musik) rata-rata skala nyeri sebelum terapi musik adalah 3,42. Setelah dilakukan terapi musik, rata-rata skala nyeri turun secara signifikan menjadi 0,87. Hasil analisis dengan menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank test SPSS 16.0 for Windows, menunjukkan hasil p value sebesar  0.000 (p<0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat nyeri yang sangat signifikan sebelum dilakukan distraksi dan setelah dilakukan distraksi. Oleh sebab itu peneiti menyarakankan agar pasien yang menjalani pemasangan ORIF hari ke 3-4 perlu diberi terapi musik secara  berkelanjutan agar dapat menurunkan intensitas nyeri yang dialami.